Minggu, 27 Desember 2015

Bukan Pamitan, Tapi Jadi Pembelajaran

2015 mungkin sedang berpamitan dengan 2016, mengucapkan kata-kata perpisahan diantara berisiknya suara kembang api dan riuhnya terompet pada malam ini, membuat kita melupakan sejenak 365 kejadian yang telah terjadi di tahun sebelumnya, dan ikut terbawa suasanya ramainya malam itu.

Dua hal yang mungkin akan sulit dilupakan di tahun yang lalu, yaitu hari pertama 2015 dimana kita berpesta bersama warna-warni kembang api diatas gelapnya malam bersama kurang lebih 7 miliar manusia didunia. Dan yang kedua adalah hari ulang tahun, yang biasanya dibenci bagi sebagian kaum wanita karena sering dikatakan "bertambah tua" oleh teman-teman wanitanya.... yang "bertambah tua" lebih dulu.

Sibuk menulis ucapan "Selamat Tahun Baru 2016" di sosial media, tanpa memikirkan bagaimana sulitnya 2015 memanggil satu hari di 2016 melewati 365 hari yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi didalamnya, dan hanya menikmati satu hari tersebut dengan membakar pewarna langit dan membuka mata sampai tengah malam, lalu berpamitan dengannya.

Hari ini adalah hadiah, besok adalah misteri, dan kemarin adalah pelajaran, begitulah orang-orang bilang. 2015 sudah lewat bukan berarti harus dilupakan, apapun kejadiannya, entah itu baik atau itu buruk, tetap harus kita jadikan pelajaran untuk hidup 365 hari ditiap tahun yang akan datang.

Sabtu, 26 Desember 2015

2015 Menjadi 2016

2015 akan berakhir, dan berganti ke tahun yang baru, 2016. Merupakan hal yang sulit untuk melupakan kejadian-kejadian yang sudah terjadi selama satu tahun kemarin. Biasanya hal-hal besar yang sulit dilupakan, seperti pada tahun 2015 kita diberikan kejutan ulang tahun, yang mungkin ditahun yang baru nanti tidak akan kita alami lagi, bisa jadi karena kita dan teman-teman kita sudah sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri, atau bisa juga karena umur yang kita tidak pernah tahu sampai kapan. Hal-hal kecil pun kadang susah dilupakan, seperti yang sering kita alami ketika menulis tanggal bulan dan tahun, pasti akan sering salah menulis tahunnya. Apapun yang akan terjadi ditahun yang baru ini, kembali kita harus mengingat, bahwa selalu ada yang baru setelah yang lama kita tinggalkan, pertanyaannya: Apakah yang baru itu menambah berkah atau menambah masalah? 😃

Sabtu, 22 Agustus 2015

Semua Bergantung Pada

Memasuki kelas sebelas di SMA jadi tantangan baru (sekaligus berat. Banget) buat gue. Dimana cita-cita bener-bener harus diperkirakan mau kemana nantinya, jangan sampe salah pilih dan nantinya bakal menyesal. Berkali-kali salah satu guru dari sekian puluh guru yang ada disekolah gue bilang “Ini kelas sebelas, perjuangan bakal lebih berat, IPA atau IPS punya kemudahan dan kesulitannya sendiri, jangan sampe salah pilih, pikirkan itu baik-baik. Jangan sampe kayak bapak, karena penyesalan itu ada di bapak. Bapak menyesal sekarang…” Ucap guru olahraga, yang ujungnya curhat.

Gue pun mengangguk dengan pernyataan itu, perjuangan emang berat banget, apalagi gue jadi anak IPA sekarang. Bukan berarti anak IPS perjuangannya mudah, ya. Eh gatau juga sih anak IPS pendapatnya gimana, perjuangannya susah juga atau malah gampang beneran. Tapi yang jelas guru gue yang tadi, bilang “Di SMA, kamu yang jago IPA jangan malah pilih IPS cuma karena banyak temen kamu yang masuk jurusan IPS, jangan sampe kamu jadi anak ‘bawang’ di IPS, sayang banget sama ilmu IPA-nya. Sebaliknya pun sama. Jangan sampe salah pilih.” 

Perjuangan kerasa lebih berat, buktinya yang lagi gue alami sekarang. Gue ngerasa kebutuhan semakin banyak datang diwaktu yang bersamaan, bukan cuma kebutuhan sekolah kayak beli lembar kerja siswa atau LKS, dan buku paket dengan harga yang setara dengan beras dua karung besar (kata guru Agama gue sih gitu), tapi juga kebutuhan lain yg berhubungan dengan passion dan hobi gue, yang juga dateng ganti-gantian begitu aja. Awalnya gue berkeinginan untuk beli sketchbook buat iseng-iseng aja ngegambar karna lagi seneng-senengnya ngegambar. Dan Alhamdulillah udah kebeli, tapi passion itu udah hilang begitu aja, dan ganti ke hobi baru, yang baru-baru ini baru dilakuin, yaitu kerja dibelakang layar, gue langsung berkeinginan buat beli kamera. Yang sama-sama kita tau harganya lumayan bikin pusing pala berbi, buku paket sekolah aja belom lunas…

Dari kecil sih cita-cita gue jadi Arsitek, karena dulu seneng banget kalo liat maket-maket atau desain-desain perumahan, kayaknya seru gitu ngedesain-desain rumah. Tapi gak tau tuh sekarang mau jadi apa, keganti sendiri aja gitu, “liat drummer maen kayaknya seru jadi drummer, ya. Liat asiknya kerja dibelakang layar, kayaknya asik, ya kerja kayak begini.” Begitu aja terus, selalu ‘mau’ abis ngeliat hal baru. Orang-orang dulu bilang “semua hal bergantung pada niat”, gitu doang? Gue gak yakin semua bakal lancar kalo cuma bergantung sama niat, menurut gue dikalimat itu ada yang kurang, harusnya “semua hal bergantung pada niat… dan modal”. :))

Senin, 17 Agustus 2015

70 Tahun Sudah

Indonesia…
250 juta jiwanya,
Dengan berbagai macam suku, ras dan agamanya,
Menjadi salah satu Negara terbesar didunia,
Itulah negeri kita tercinta…

Indonesia…
70 tahun sudah kita merdeka,
Berkat para pahlawan dengan aksi-aksinya,
Berani, menghadapi para penjajah yang murka,
Berani, menghadapi mereka tanpa menaruh malu dimuka…

Indonesia…
70 tahun sudah kita dibebaskan dari penjajahan,
Terbebas dari siksaan dan penindasan,
Kini yang kita lakukan hanya mengisi kemerdekaan,
Dengan berbagai lomba yang katanya memacu semangat layaknya pahlawan,
Dari lomba tarik tambang hingga memindahkan koin ke nampan,
Dan para jomblo sibuk menarik hati gebetan dan memindahkan barang bekas mantan.
Sekian.

Kamis, 16 Juli 2015

Improvisasi Komedi atau Roasting?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjslEtzHKtSZnnUpTwy_l8-yP_yRBZ1_im51SiiUUyCp0xmCfZ5RkAX-Glpdt-EoOehCSFJT3hC8eZD1XSURyK7OYAFV4UK8Nd_ivjJN_x1UMN3oV1mpa3IzS5_MXMzNwg4WanL7ddLCcD5/s320/CCYLA-hUEAAoxIW.jpg
FINALIS SUCI5 KOMPASTV

Stand-Up Comedy, teknik ber-komedi dengan cara bercerita secara monolog diatas panggung, biasanya para comic (sebutan untuk orang yang melakukan stand-up comedy; Comedian On Mic) menghafal materi yang sudah mereka siapkan terlebih dahulu sebelum mereka tampil di panggung. Stand-up Comedy adalah salah satu genre komedi yang bisa dibilang gak cuma kelucuan yang diliat, tapi ada (beberapa sih) yang meng-kritisi suatu kondisi di suatu daerah di Indonesia. Gue sendiri mulai tertarik dengan Stand-Up Comedy Indonesia atau disingkat SUCI yang tayang di KompasTV, sejak 3 tahun lalu. Gue iseng-iseng searching tentang Raditya Dika, singkat cerita tiba-tiba ketemu dengan SUCI3 waktu itu, dimana Babe Cabiita, Fico dan Arie Kriting sebagai juara satu, dua, dan tiganya.

Sejak itu gue ngikutin SUCI sampai sekarang, karena ditiap tahun (gak setiap tahun juga, sih. Dari SUCI3) gue liat makin beragam, dari comic-comic nya sampai gaya-gaya materi mereka atau disebut persona. Nah di SUCI5 gue liat lebih menarik lagi, dari audisi SUCI5 gue liat Indra Frimawan, sejak dia ikutan Liga Komunitas Stand-Up yang juga ditayangkan di KompasTV, gue udah jagoin dia. Dengan materi yang suka dia twist dan muter-balikin logika, dia cukup banyak yang ngefans. Ini salah satu klip favorit gue dari Indra Frimawan:




Ketika gue liat Audisi SUCI5, ternyata bang Indra ikutan audisi juga, nih videonya:

















Sekian minggu gue nonton SUCI5 dengan berbagai macam persona para komika-nya, ada yang selalu pake materi cleaning service, ada yang pake sajak dan puisi, ada yang pake persona anak STM, macem-macem lah, dan gue pikir dari SUCI3 ke SUCI5, gue perhatiin SUCI5 yang paling beragam, tepuk tangan dulu, dong buat SUCI5 (ala comic-comic SUCI)

Di SUCI5 ini banyak yang baru, dimana di season sebelumnya belum pernah dilakukan, yaitu sesi Improvisasi Komedi. Dimana para komika SUCI5 ditantang membuat kelucuan tanpa persiapan, jadi serta merta gitu diatas panggung, sejauh ini improv komedi favorit gue tuh yang ini:

















Salut banget sama mereka, yang biasanya materi ditulis dulu dan latihan manggung berkali-kali, ini ditantang improvisasi komedi dan itu gak gampang. Gak segampang membalikkan tangan.... cacing. Materinya bang Indra, tuh.

Selain itu juga ada sesi Roasting, dimana para komika harus menjadikan suatu objek, dalam hal ini bintang tamu atau juri SUCI5, untuk dijadikan bahan komedi atau materi mereka tanpa membuat si objek yang dijadiin bahan tadi gak sakit hati. Komedi cerdas ngata-ngatainnya juga sopan, sob~ Jadi lucunya beda banget, kaya gini:




Sesi roasting ini baru banget buat gue, berkat SUCI5 gue jadi tau teknik Roasting dalam stand-up. Bukan itu aja yang baru di SUCI5, yang bikin gue setia ikutin SUCI5 dari audisi sampai Grand Final kemarin, yaitu ada Web-series di Youtube-nya KompasTV, bukan cuma video-video para finalis tampil di Show setiap minggu aja yang diupload di channel Youtube-nya KompasTV, tapi juga setiap minggu setelah Show, di youtube nya KompasTV ada semacam cerita, apa aja sih yang dialami para finalis SUCI5 selama show dan karantina di SUCI, dan diakhir video akan ada semacam clue, apa yang akan terjadi di Show SUCI5 berikutnya. Ini "baru" banget di SUCI5 dan gak ada di SUCI-SUCI sebelumnya, hal ini bikin SUCI5 semakin menarik. Ini web-series SUCI5 yang paling lucu menurut gue:



Buat kalian yang pengen liat webseries-webseries dari SUCI5 bisa klik disini.

Ketika Rigen nge-Roasting Agung Hercules, itu masih jadi favorit gue, sih. Menurut kalian, sesi apa yang paling favorit? Improv Komedi, Roasting Finalis, Roasting Juri, atau Roasting Agung Hercules? :D

Sehari Setahun

Puasa satu bulan udah lewat, nih. Udah ngelewatin waktu dimana kita harus nunggu detik ke-59 ketika jam menunjukkan pukul 17.52, udah ngelewatin waktu dimana kita harus menahan rasa pengen jilat jari ketika ketumpahan susu atau kecap, dan Alhamdulillah 30 hari iu udah dilewati dengan lancar.

Gak mau panjang lebar, gue cuma mau mohon maaf di postingan ini, apapun kesalahan yang ada diblog ini, semata-mata dilakukan oleh manusia. Selamat Idul Fitri 1436 H, semuanya. Mohon Maaf Lahir Batin.

Minggu, 21 Juni 2015

Do'a di Bulan Ramadhan

Ramadhan…

Berpuasa selama satu bulan, berhari-hari aku menahan diri dari makanan dan minuman, bukan untuk diet atau menguruskan badan, tetapi untuk mencari pahala dan mencari keridhaan…

Orang-orang datang ke Mesjid untuk meminta ampunan, anak-anak kecil yang datang untuk membeli jajanan, mereka berlari-lari di Mesjid dengan penuh keceriaan, sedangkan para remaja datang untuk melihat kaum hawa dan mencari perhatian…

Meskipun banyak kemudharatan, Sahur On The Road yang katanya bersedekah kepada orang yang “ditelantarkan”, ketika dijalan malah mengganggu sekitar dan pengguna jalan, dan corat-coret dinding sesuai keinginan…

Maka tahun ini, semoga semua orang yang berpuasa dilancarkan, orang-orang “pengganggu” dapat diberi hukuman, jangan seperti maling sendal yang dipenjara beberapa bulan, yang kami harapkan hanya hukuman yang sepadan… Amin.

Senin, 25 Mei 2015

Semanis Gula, Seasin Garam, Sepedas Cabai

Setiap minum kopi aku kadang suka mikir, kamu itu seperti gula, yang bisa bikin aku tersenyum, dan melupakan pahitnya hidup bersama kamu, bawaanya pengen diliatin terus, dan dilindungin supaya "remehannya" gak tumpah ke tanah dan digerumutin "semut-semut" itu...

Tapi kadang kamu juga kayak garam, yang bisa bikin aku mengernyitkan dahi dan bikin geleng-geleng gak karuan. Yang kalau diliatin lama-lama bikin aku gatel mata, gatel kuping dan gatel lidah. Gatel mata ketika satu hari aja gak liat kamu, gatel kuping kalo lama-lama gak denger ketawa kamu, gatel lidah kalo udah lama gak berbicara dan tertawa sama kamu...

Kamu gak mungkin sama kayak cabe, ya. Yang kalo naik motor cuma bisa yang matic, digeber-geber sambil pake celana gemes, dan bulak-balik kompleks berkali-kali sampe orang hafal plat nomornya. Tapi omongan kamu kadang sepedes cabe, kalo aku buat salah sama kamu, aku cuma bisa diem tanpa berbuat apapun. Yang kadang kalo ngomongin orang suka lupa waktu, meskipun omongan kamu itu bener. Normalnya cabe pada umumnya, biasanya gak bisa ditahan rasa pedesnya, dan obatnya cuma satu: minum air hangat. Sama kayak kamu, luapan emosi kamu kadang gak bisa tertahan, dan alat penghentinya cuma satu: ucapan hangat "iya, aku yang salah. Aku minta maaf, ya."

Apapun "rasa" yang kamu punya, aku akan sebisa mungkin terima semua itu. Aku jadi seperti air putih yang rela diaduk jadi larutan dengan apapun, entah dengan gula, garam, bahkan perasan cabe sekalipun. Tapi ada satu harapan dari aku untuk kamu, jangan sampai kamu jadi MINYAK untuk aku.

Selasa, 24 Februari 2015

Sepenggal Cerita dari Kisah Lama

Diwaktu kesendirian melanda, terkadang aku memikirkan dirimu, dalam hati kutanya bagaimana kabarmu disekolah baru itu... Iya, di TK Islam Terpadu. Aku khawatir akan kondisimu disana, aku takut kamu kenapa-kenapa, maaf aku tak bisa menjaga, karna aku sibuk dagang pulsa...

Kembali teringat canda tawamu bersamaku, ketika kita berjalan digang buntu, lalu berhenti disebuah kedai bakso, yang tak kusangka pemiliknya bernama Mas Joko...

Setiap detik kuhargai ketika bersamamu, kita tertawa ria sambil menunggu semangkok bakso yang kamu pesan itu, masih kuingat kamu memesan satu porsi bakso dengan kwetiau ekstra cuka, ya mungkin bagi sebagian orang itu bukan menu yang dicuka...

Takkan ku lupa kejadian ini, meski sudah bertahun-tahun kulewati, dan untuk kamu, seseorang yang ngangenin disana, apakah kamu berpikir hal yang sama?

Dan sekarang, ku bingung bagaimana caranya untuk memulai kembali, aku bingung bagaimana menanyakan kepadamu tentang hal ini, tapi setelah beberapa tahun kulewati, aku akan bertanya hal ini: Uang yang aku pakai bayar bakso belum kamu ganti, semoga kamu baca tulisan ini.

Jumat, 13 Februari 2015

Manusia Magnet

Kita adalah Manusia, yang hidupnya bukan hanya sekedar butuh sosialisasi dan hiburan, tapi kita adalah Manusia yang juga butuh meratapi kepergian. Memang orang-orang punya pandangan yang berbeda-beda tentang menangis, seolah menangis adalah hal yang aneh untuk dilakukan, tapi kita adalah manusia. Kita butuh itu...

Kepergian memang sering melanda kehidupan, istilah "bukan rezeki" memang tepat, Tuhan mempunyai jalan yang lebih baik dibanding yang telah pergi, bersyukurlah jika itu telah berakhir, karna bisa jadi itu adalah awal dari kesuksesan, bisa kesuksesan dalam hubungan, sekolah, kerja, apapun itu...

Meratapi kepergian memang harus kita alami, kepergian akan hal-hal yang sudah terlalu dekat dengan kita, tapi kembali kita harus ingat, jalan hidup kita sudah diatur, layaknya setiap pion-pion catur yang sudah kita atur dengan berbagai cara agar tidak salah jalan, begitupun kehidupan, jalan kehidupan kita sudah tertata rapi...

Harus selalu kita ingat, ada hal yang lebih baik diluar sana, memang agak sedikit sulit untuk mencarinya, ketika kita sibuk dengan hal yang kita punya, hal yang lebih baik mungkin sudah mengetuk pintu, hanya saja kita lupa untuk membukanya dan mengatakan "Selamat Datang" kepada hal itu. Seperti ibaratnya saat kita menunggu cahaya matahari terbit dipuncak gunung, kita perlu usaha untuk menemukan keindahan tersebut, tetapi jika kita terlalu sibuk dengan apa yang kita punya, bisa jadi keindahan tadi telah kita tinggalkan, dan usaha kita pun jadi sia-sia, kita harus kembali turun, dan menunggu hari esok datang...

Begitupun cinta, ada kalanya kebahagiaan datang pada waktunya, hanya saja kita tidak tahu kapan waktunya ia datang, mungkin bisa saja ketika kita datang kepadanya, jodoh kita malah menjauh, layaknya kutub magnet yang saling tolak-menolak, apa yang kita lakukan agar kita dan jodoh kita bertemu? Ubahlah "sisi" kita.

Kamis, 29 Januari 2015

Jadi Narsis Di Tahun 2015

Terlalu telat untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru di blog ini.. Namun apa daya, tidak ada kata terlambat bagi gue.. Selamat Tahun Baru 2015! Jadi di blog ini belum ada ucapan selamat tahun baru, karena kemaren-kemaren belum sempet ngeblog. Kali ini gue mau ngomongin apa aja yang udah gue alami setelah 30 hari hidup ditahun 2015, kenapa 30 hari? Karena postingan ini dipost tanggal 30 Januari, jadi kalo dari tanggal 1 berarti gue udah pake waktu 30 hari ditahun ini...

1. Tahun baruan di Ciawi.

Gue adalah cucu dari anak ke-sebelasnya nenek gue, jadi gue punya banyak banget saudara, saudara deket, saudara jauh, saudara deket yang mukanya jauh... #jokefail.
Setiap tahun baru gue selalu menemukan tempat yang asik untuk dihabiskan main petasan atau hanya sekedar ngeliatin aja dari jauh. Seperti waktu tahun baru 2013, gue berlibur sekalian tahun baru didaerah Cibatok, Kabupaten Bogor, itu tempat pelosok banget, saking pelosoknya orang sana baru tahu ada daerah yang namanya Desa Cibatok... Disana alamnnya bener-bener masih "fresh", belum tercampur teknologi-teknologi canggih seperti dikota besar. Disana bergaul sama kotoran kambing, tidur sama suara-suara Soang (semacam angsa tapi agak gedean yang suaranya annoying banget), macem-macem lah.

Di Ciawi kemaren, gue seneng banget bisa pergi kesana lagi karena itu yang ketiga kalinya gue tahun baruan disana. Apalagi sekarang disana udah tersentuh sama "sedikit" teknologi yang agak canggih, yaitu KULKAS, empat tahun lalu tahun baru disana belum ada yang namanya kulkas. Tahun baruan diluar rumah itu emang asik, gue sempet dateng ke pasar malam dideket sana, gue juga liat ada yang namanya "Kerak Telor", jadi kerak telor itu sebenernya makanan khas-nya Jakarta, tapi sebagai orang Bogor, gue berniat nyobain yang namanya Kerak Telor, dan tenyata enak banget! *nyari aman kali aja ada anak Jakarte baca blog gue".

2. Jadi Suka Fotografi (baca: narsis).

Dua minggu libur gue, full gue pake untuk liburan kedaerah Kabupaten Bogor, karena gue tertarik sama keindahan alamnya yang masih bener-bener segar, belum banyak konstruksi bangunan disana. Mungkin sekarang udah banyak kali, ya..

Gue sering jalan-jalan, nyari udara segar sambil mengabadikan gambar pemandangan indah disana, rela bangun pagi padahal cuaca dingin banget. Sempet gue ambil foto matahari terbit didaerah Cibatok, Kabupaten Bogor.















Ketika gue ke Ciawi pun sempet gue jalan-jalan pagi, lari pagi kedaerah yang namanya Rancamaya, katanya disana terkenal banget sama perumahannya yang luas dan ada lapangan Golf-nya. Gue sempet liat dan dateng ke perumahan itu, lumayan capek lah.. 7 kilometer jalan kaki... Tanpa sarapan... Tapi tergoda tukang bubur yang lewat dan makan deh... Tetep dinilainya belum sarapan, kan?

























Gue jadi suka fotografi gara-gara sering main sama alam disekitar gue, tapi tetep kepentok sama modal, cuma pake kamera smartphone, tapi dengan pake smartphone pun hobi foto gue tersalurkan. Gue coba bedain orang yang suka fotografi yang punya DSLR, yang suka fotografi tanpa DSLR, dan gak ngerti fotografi tapi punya DSLR. Biasanya anak fotografi yang punya DSLR keliatan keren, kemana-mana bawa tas kamera, tripod dll. Anak fotografi yang cuma bermodal kamera smartphone itu gak lain dan gak bukan adalah "supaya bisa gampang diupload di socmed", gue tau banget karena gue kayak gitu.. Dan terakhir, anak yang gak ngerti fotografi tapi punya DSLR, biasanya selfie alay atau foto dengan pose standar tapi disetting supaya lebih terlihat putih kulitnya, biar bagus hasilnya. Ya mereka memang alay...