Minggu, 04 September 2016

Tahun ke-12

Sudah hampir dua belas tahun gue lewati disekolah untuk cari ilmu, itu artinya ada dua belas pasang sepatu hitam beserta dua belas kaus kaki putih yang pernah gue pakai. Ada kurang lebih 24 pak buku tulis yang bantuin gue merekam ilmu yang gue lihat, dengar, dan gue amati. Ada dua belas ruangan kelas yang bersedia menampung gue, menangkap semua ilmu yang berkeliaran. Jika satu kelas ada 30 siswa, maka gue sudah berteman dengan kurang lebih 300an orang.

Udah jelas, temen-temen segitu banyaknya memberi gue pengaruh yang besar untuk terus belajar hal baru dan belajar dari kesalahan dan pengalaman. Tugas TIK di kelas 3 SMP, bikin video liputan mengenai Cinta Alam dan Lingkungan, membuat gue kenal dengan kamera dan videografi, meskipun tugasnya gak rampung karena gak dibekali ilmu editing, yang penting gue udah kenal sama ilmunya, kapan-kapan bisa gue pelajari. Kenal sama temen yang bisa beatboxing, bikin gue (sampe sekarang masih) belajar untuk bisa beatboxing juga. Kenal sama temen penulis yang udah nerbitin satu novel di kelas satu SMP, menginspirasi gue untuk bisa nulis juga. Novel dia laku atau engga? Bukan itu intinya, intinya gue terinspirasi untuk nulis karenanya. "Ilmu itu tidak ada yang sia-sia", gue percaya suatu hari ilmu-ilmu itu pasti akan gue pakai.

Tahun-tahun terakhir gue mengikuti program wajib sekolah 12 tahun, gue berharap energi yang gue keluarkan untuk menulis di kurang lebih dua lusin pak buku itu gak sia-sia. Waktu yang gue buang untuk perhatiin sekian banyak guru dengan berbagai macam karakter dan metode pembelajarannya, semoga berkah dan bermanfaat. Kenal dengan segitu banyak teman dengan berbagai macam tingkah dan kelakuannya, semoga jadi pelajaran buat gue kedepannya.

Disini gue berjanji suatu saat kalau gue (atau 300an orang itu) sukses, gak ada yang merendahi atau direndahi, kita sama-sama pernah berada di titik yang sama, titik dimana kita duduk di kursi dan meja kayu dengan berbagai macam benda di kolongnya, menghadap ke papan tulis usang dan cukup berumur, dari kapur ke spidol, dari dilempar penghapus kayu sampai handphone disita, dari mencintai-dicintai sampai tikung-menikung, semua kita lewati bareng-bareng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar